Selamat siang!
Perkenalkan saya Yulius Haryadi dan saya beragama Kristen.
Akhir-akhir ini banyak sekali kampanye yang dilakukan dalam rangka menyambut valentine, terutama dari saudara saudara yang Muslim, tentu tidak semua muslim. Banyak dari mereka yang mengatakan bahwa valentine itu haram dan bukan budaya mereka. Oke, itu masih bisa diterima.
tapi semakin lama kampanyenya semakin aneh, (menurut saya) karena banyak yang mengupload foto "saya muslim, no valentine". Pasti sebagian besar kalian mulai menuduh ini itu karena saya Kristen, tapi baca dulu sampai akhir, saya mohon.
Alasan bagi mereka yang menolak valentine berargumen valentine adalah satu momen dimana orang orang barat, atau sebagian lagi menuduh orang Kristen, untuk berbuat yang aneh aneh, semacam free sex dan sebagainya. Mungkin maksud semua orang itu baik, cuma mengajak untuk tidak melakukan penyimpangan norma norma agama, norma susila dan adat, tetapi bukankah itu sesuatu yang terlalu digeneralisasi kalau valentine adalah produk Kristen dan Barat, sementara mengupload foto yang menolak tradisi tersebut. di negara yang mayoritas beragama muslim, saya sudah terbiasa dengan hidup menjadi minoritas. Kadang saya cukup terganggu dengan isu isu yang menyangkut masalah kepercayaan. Tetap saya semakin lama semakin terbiasa.
Valentine di berbagai negara diperingati dengan banyak tradisi, ada yang berkirim kartu, ada yang berkirim bunga ke pasangan dan lain-lain. Dan dengan digeneralisasi kalau perayaan valentine adalah momen free sex, sama saja seperti orang barat yang menganggap muslim adalah teroris. labeling ini cukup berbahaya bagi pihak yang diberi label.
Bisa jadi orang orang, terutama orang Indonesia akan marah jika ada orang budha yang menganggap hari raya kurban adalah hari pembantaiian terhadap hewan dan itu haram dan tidak baik. setiap orang yang melakukan sesuatu pasti mempunyai dalil tersendiri yang bisa dipakai untuk membela dirinya. Jadi percuma juga kampanye seperti itu seperti menegakkan benang basah, bagi yang sudah memiliki pandangan sama pasti setuju setuju saja, akan tetapi yang punya pandangan berbeda malah pasti lebih mempunyai dasar untuk menolak pandangan yang anda sajikan.
Salam.
Perkenalkan saya Yulius Haryadi dan saya beragama Kristen.
Akhir-akhir ini banyak sekali kampanye yang dilakukan dalam rangka menyambut valentine, terutama dari saudara saudara yang Muslim, tentu tidak semua muslim. Banyak dari mereka yang mengatakan bahwa valentine itu haram dan bukan budaya mereka. Oke, itu masih bisa diterima.
tapi semakin lama kampanyenya semakin aneh, (menurut saya) karena banyak yang mengupload foto "saya muslim, no valentine". Pasti sebagian besar kalian mulai menuduh ini itu karena saya Kristen, tapi baca dulu sampai akhir, saya mohon.
Alasan bagi mereka yang menolak valentine berargumen valentine adalah satu momen dimana orang orang barat, atau sebagian lagi menuduh orang Kristen, untuk berbuat yang aneh aneh, semacam free sex dan sebagainya. Mungkin maksud semua orang itu baik, cuma mengajak untuk tidak melakukan penyimpangan norma norma agama, norma susila dan adat, tetapi bukankah itu sesuatu yang terlalu digeneralisasi kalau valentine adalah produk Kristen dan Barat, sementara mengupload foto yang menolak tradisi tersebut. di negara yang mayoritas beragama muslim, saya sudah terbiasa dengan hidup menjadi minoritas. Kadang saya cukup terganggu dengan isu isu yang menyangkut masalah kepercayaan. Tetap saya semakin lama semakin terbiasa.
Valentine di berbagai negara diperingati dengan banyak tradisi, ada yang berkirim kartu, ada yang berkirim bunga ke pasangan dan lain-lain. Dan dengan digeneralisasi kalau perayaan valentine adalah momen free sex, sama saja seperti orang barat yang menganggap muslim adalah teroris. labeling ini cukup berbahaya bagi pihak yang diberi label.
Bisa jadi orang orang, terutama orang Indonesia akan marah jika ada orang budha yang menganggap hari raya kurban adalah hari pembantaiian terhadap hewan dan itu haram dan tidak baik. setiap orang yang melakukan sesuatu pasti mempunyai dalil tersendiri yang bisa dipakai untuk membela dirinya. Jadi percuma juga kampanye seperti itu seperti menegakkan benang basah, bagi yang sudah memiliki pandangan sama pasti setuju setuju saja, akan tetapi yang punya pandangan berbeda malah pasti lebih mempunyai dasar untuk menolak pandangan yang anda sajikan.
Salam.
Comments
Post a Comment